Ditinjau Sekda, Sekolah Rakyat di Kota Cirebon Resmi Dibuka

0
IMG_20250715_07522361
Spread the love

CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon – Pemerintah secara resmi membuka operasional Sekolah Rakyat serentak di seluruh Indonesia, salah satunya Kota Cirebon yang menjadi bagian dari 65 lokasi percontohan program nasional dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Untuk diketahui, Sekolah Rakyat adalah program pendidikan yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia untuk memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi angka putus sekolah serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Pelaksanaan Sekolah Rakyat di Kota Cirebon bertempat di komplek SMPN 18 Kota Cirebon, Jalan Pronggol No. 19, Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk ditinjau langsung Sekda Kota Cirebon, H Agus Mulyadi.

Dengan 100  jumlah peserta didik yang terbagi dalam  Rombongan belajar (Rombel) dua kelas jenjang SD dan dua kelas untuk SMP.

Sekda mengatakan melalui kolaborasi dengan instansi terkait pihaknya memastikan proses belajar-mengajar berlangsung secara aman dan nyaman. I

“Hari ini, tahun ajaran baru secara serentak dimulai di seluruh jenjang pendidikan, termasuk di Sekolah Rakyat. Kurikulum dari Kemendikbud dan Kemenag telah disiapkan, dan kegiatan diawali dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS),” kata Agus.

Ia menjelaskan, penunjukan Kota Cirebon sebagai salah satu lokasi percontohan merupakan bentuk kepercayaan dari pemerintah pusat yang harus dijaga dengan baik. Evaluasi terhadap kesiapan fisik dan nonfisik telah dilakukan, dan Pemkot siap menindaklanjuti segala kebutuhan yang masih kurang.

“Sudah ada banyak dukungan dari Kementerian, baik dari segi fisik seperti bangunan dan perlengkapan, maupun nonfisik seperti tenaga pengajar dan tenaga pendukung. Namun masih ada beberapa hal teknis yang harus kita benahi bersama,” tuturnya.

Hari pertama pembelajaran dimulai dengan pemeriksaan kesehatan untuk seluruh siswa, sebagai upaya preventif dalam membangun kebiasaan hidup sehat di lingkungan sekolah.

Rombongan belajar terdiri dari dua kelas untuk jenjang SD dan dua kelas untuk SMP, dengan pendekatan yang bersifat inklusif dan adaptif terhadap kondisi siswa.

“Besok, mereka akan menjalani tes kebugaran. Hasilnya akan dijadikan dasar oleh Dinas Kesehatan untuk menyesuaikan proses belajar dengan kondisi fisik anak. Ini penting agar pendidikan yang diterima benar-benar tepat sasaran dan berpihak pada kebutuhan individu,” tambahnya.

Sebagai informasi, saat ini baru tersedia tiga kamar mandi untuk putra dan tiga untuk putri dengan jumlah siswa putra 63 orang dan siswi putri 37 orang.

“Ini salah satu catatan kami. Pembagian ruang, terutama antara siswa laki-laki dan perempuan, masih harus diperhatikan lebih lanjut. Kami akan sampaikan kepada pihak terkait agar segera dilakukan perbaikan,” tuturnya.

Terkait tenaga pengajar, saat ini terdapat 13 orang yang ditugaskan, termasuk satu guru Pendidikan Agama Islam. Selain itu, telah hadir pula tenaga kependidikan seperti bendahara, tenaga administrasi, operator, juru masak, dan petugas kebersihan yang turut menopang operasional sekolah.

Yang menarik, Sekolah Rakyat tidak menggunakan kurikulum konvensional. Kurikulum yang diterapkan adalah Meme (multi-entry dan multi-exit), suatu pendekatan inovatif yang memungkinkan siswa masuk dan keluar pendidikan tidak secara seragam, melainkan berdasarkan kesiapan dan perkembangan masing-masing.

“Pemerintah Kota siap terus mendukung dan mengawal agar Sekolah Rakyat tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga tumbuh sebagai ruang belajar yang bermartabat. Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan Dinas Sosial untuk memastikan pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai,” pungkasnya. (Cepy)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *