Festival Jalur Rempah Nusantara, Effendi Edo : Akulturasi Budaya Pelestari Warisan Bangsa

oplus_0
CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon – Festival Kuliner Rempah Nusantara secara resmi dibuka Walikota Cirebon, H Effendi Edo di depan gedung Balaikota, Jl. Siliwangi, Kota Cirebon, Kamis (17/7/25) sore.
“Kegiatan menunjukkan cinta dan kepedulian terhadap pelestarian warisan bangsa,” kata Walikota.
Festival Kuliner Jalur Rempah ini, lanjutnya, bukan hanya sekadar kegiatan tahunan, akan tetapi, merupakan sebuah pernyataan budaya.
“Kita tahu, jalur rempah bukan hanya jalur perdagangan-ia adalah jalur sejarah, jalur peradaban, dan jalur cita rasa. Cirebon sebagai kota pelabuhan, kota keraton, dan kota lintas budaya menjadi penting dari narasi besar itu,” tandasnya.
Ditandaskannya, melalui festival tersebut, bahwa kuliner adalah kekayaan intelektual, identitas yang hidup, dan bahwa dapur-dapur rakyat Cirebon menyimpan warisan tak ternilai.
Ia menyebutkan, mulai dari empal gentong, nasi lengko, docang, hingga sambal khas pesisir, semuanya menyimpan cerita dan nilai.
“Jika dikelola dengan baik, bisa menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, sambungnya, FKJR 2025 ini digagas tidak hanya sebagai ajang promosi kuliner Nusantara, tetapi juga sebagai ruang dialog budaya, pemberdayaan ekonomi lokal, serta penguatan jejaring antardaerah dan antarpegiat kuliner.
“Kami ingin menghadirkan Cirebon sebagai simpul rasa dan pertemuan antarwarisan kuliner dari seluruh Nusantara,” imbuhnya.
Dijelaskannya, Kota Cirebon saat ini sedang berbenah dan bergerak maju. Dengan semangat visi Tertata, dan Berkelanjutan),
“kami ingin Aspiratif, Aman, mewujudkan Cirebon sebagai kota yang tidak hanya kuat secara
ekonomi, tetapi juga berakar kuat dalam budaya dan sejarahnya,” ujarnya.
Sementara itu, H Agus Sukmanjaya menyampaikan, Festival Kuliner Jalur Rempah (FKJR) 2025 resmi digelar untuk kedua kalinya, membawa pesan yang lebih dalam dari sekadar pesta rasa.
“Ini adalah selebrasi warisan, identitas, dan ketahanan budaya. Kali ini, FKJR digelar di Gedung DPRD Kota Cirebon dan sekitarnya, mulai hari Kamis hingga Sabtu (17-19/7/25) dengan tema “Wastra Nusantara,” kata Agus.
Festival ini merupakan bagian dari agenda strategis tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon yang tahun ini mengusung semangat ketahanan pangan, pelestarian budaya kuliner, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Agus Sukmanjaya dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya FKJR 2025.
“Kami berterima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah berkontribusi dan mendukung festival ini. FKJR bukan hanya agenda rutin, tapi sebuah cermin perjalanan sejarah. Cirebon, dalam catatan sejarah, adalah simpul penting jalur perdagangan rempah. Dari pelabuhan ini, aroma cengkeh, pala, dan lada mengarungi lautan dan menyentuh dunia,” ujarnya
Agus menambahkan bahwa peran Cirebon dalam jalur rempah bukan hanya ekonomis, tapi juga kultural. Kota ini menjadi tempat pertemuan dan akulturasi agama, budaya, hingga kuliner yang menjadikannya “Sarumban”, sebuah istilah yang berarti campuran atau pertemuan.
“FKJR tahun ini tidak hanya menyajikan kuliner tradisional, tetapi juga lomba foto-video, pagelaran seni tari dan musik, workshop melukis topeng, launching maskot Kota Cirebon, fashion show, lomba tumpeng mini, hingga bazar UMKM. Kami juga mengangkat tema besar ketahanan pangan dan menghidupkan kembali Wastra Nusantara sebagai wujud cinta pada akar kita sendiri,” imbuh Agus.
Festival ini turut melibatkan berbagai komunitas, termasuk asosiasi perias dan pelaku budaya, yang menghadirkan nuansa lokal dalam balutan semangat nasional