Fisip UGJ Gelar Seminar Nasional: Bahas Disrupsi Kebudayaan dan Strategi Pembangunan Desa di Era Digital

0
oplus_0

oplus_0

Spread the love

CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon  – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon telah sukses menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Disrupsi Kebudayaan dan Strategi Pembangunan Desa di Era Digital”  di Auditorium Kampus 1 UGJ, Jl. Pemuda, Kota Cirebon, Jum’at (26/9/25).

Seminar ini menghadirkan sejumlah pembicara, termasuk Dekan FISIP, Dr. Hj. Siti Khumayah, S.E., S.H., M.Si., Staf Khusus Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Dr. Achmad Maulani, M.Si., serta narasumber relevan lainnya dan turut dihadiri Ketua YPSGJ, Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs.,M.Si.,Rektor UGJ, Prof. Dr. Ir. H. Achmad Faqih S.P.,M.M.,IPU.,CIRR, para dekan juga civitas akademika UGJ, para kepala daerah di Ciayumajakuning, para Kuwu dan Mahasiswa UGJ.

Kepada awak media Dekan Fisip UGJ, Dr. Hj. Siti Khumayah, S.E.,S.H., M.Si., menekankan bahwa digitalisasi bagi desa bukan lagi pilihan, melainkan suatu keharusan.

“Fisip memiliki kajian tentang pemerintahan desa. Kami melihat perkembangan regulasi, kementerian, dan teknologi menjadi kajian kami, sehingga kami berkonsentrasi memadukan antara regulasi yang ada, culture di desa, dengan disrupsi, terutama teknologi,” kata Dr. Siti Khumayah.

Ia mengakui adanya anggapan untuk menghindari teknologi, namun permasalahan utamanya adalah kurangnya literasi digital di tingkat desa.

Menurutnya, menjadi tanggung jawab desa untuk memberikan literasi kepada masyarakat agar teknologi dapat didayagunakan secara tepat sesuai kebutuhan.

“Sesungguhnya tidak ada kekurangannya kalau masyarakat mendapatkan literasi yang positif, yang tentunya diawali oleh kepemimpinan desa yang adaptif,” tegasnya.

Dr. Siti Khumayah juga menyoroti potensi besar pada perempuan desa dimana angka bekerja perempuan-perempuan di desa masih rendah.

“Jadi, bagaimana desa ini mendayagunakan perempuan-perempuan desa untuk berhasil guna,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa perempuan di desa harus melek digital demi kesejahteraan keluarga, sebelum berbicara pada lingkup yang lebih luas.

Selain itu, seminar ini menyoroti pentingnya tata kelola pemerintahan desa yang baik (good governance). Hal ini sejalan dengan Permen Komdigi Nomor 5 Tahun 2025 yang mewajibkan desa memiliki website.

“Di website itu sebagai media sarana good governance, yang salah satunya adalah transparansi dan juga keterbukaan,” kata Dr. Siti Khumayah.

Dengan adanya website, lanjutnya, program-program, kebijakan, dan penggunaan dana desa dapat diakses oleh masyarakat.

Dijelaskannya bahwa Seminar ini menyasar audiens dari unsur pemerintahan desa di wilayah Ciaiyumajakuning plus Brebes. Dr. Siti Khumayah berharap kegiatan ini dapat memberikan ‘insight’ baru bagi pemerintah desa.

“Kembali lagi, digitalisasi ini bukan satu pilihan, ini harus diambil dengan catatan memberikan literasi digital,” pesannya.

Sedangkan bagi mahasiswa UGJ, masih kata Dekan Fisip,  seminar ini bertujuan untuk mengenalkan bagaimana asyiknya mengelola pemerintahan desa menuju good governance. (Cepy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *