Rutan Kelas I Cirebon Genjot Pembinaan Warga Binaan, Fokus pada Kemandirian dan Hak Karya Intelektual
oplus_0
CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Cirebon memperkuat program pembinaan warga binaan melalui serangkaian kegiatan terpadu yang didukung penuh oleh Pemerintah Kota Cirebon.

Puncak kegiatan ditandai dengan Penandatanganan Kerjasama, Penyerahan Sertifikat Hak Cipta dan Merek, Peresmian Green House, Bioflok, dan Dapur Sehat, serta penyerahan bantuan sosial kepada keluarga warga binaan di Rutan Kelas I Cirebon, Jl. Benteng, Kota Cirebon, Selasa (21/10/25).
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Barat, Kusnali, S.Sos., M.H., melalui Kepala Bidang Perawatan, Pengamanan, dan Kepatuhan Internal Kanwil Ditjen Pas Jabar, Herry Muhammad Ramdan menegaskan, bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini memiliki pesan kuat tentang integrasi pembinaan, pemberdayaan, dan penghargaan terhadap karya manusia.
“Apa yang dilakukan di Rutan Kelas I Cirebon hari ini menunjukkan bahwa pembinaan bukan semata soal kedisiplinan, tetapi juga soal mengembalikan harapan. Bahwa di balik dinding pembatas, masih ada ruang untuk tumbuh, berkarya, dan berkontribusi bagi sesama,” kata Herry Ramdan.
Menurut Herry, peresmian fasilitas baru seperti Dapur Sehat, Bioflok, dan Green House adalah bagian dari langkah nyata Rutan Cirebon untuk menciptakan pembinaan yang produktif.
Lebih lanjut ditandaskan, Fasilitas tersebut menjadi simbol penanaman kemandirian dan penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan, yang diharapkan dapat menjadi bekal warga binaan setelah bebas.
“Kami melihat begitu banyak potensi luar biasa di sini. Kami berharap, setelah keluar, mereka bisa mandiri,” tambahnya.
Kolaborasi antara Pemkot Cirebon, Kementerian Hukum, dan Ditjen Pas ini juga berfokus pada fasilitasi perlindungan hukum atas karya warga binaan, yang diwujudkan melalui penyerahan sertifikat Hak Cipta dan Hak Merek.
Hal ini, lanjutnya, menegaskan bahwa pembangunan manusia tidak boleh berhenti dibatasi oleh status hukum tertentu.
“Perlindungan hukum atas karya bukan sekadar urusan administratif, tetapi bentuk pengakuan atas jerih payah dan identitas mereka sebagai insan produktif,” ujar Herry Ramdan.
Masih kata Herry, kegiatan tersebut juga menguatkan empati sosial dan keluarga selain aspek produktivitas, kegiatan serta menekankan dimensi kemanusiaan. Penyerahan Bantuan Sosial (Bansos) kepada keluarga warga binaan merupakan bagian penting dari pendekatan empati.
“Perhatian kepada keluarga warga binaan menjadi bagian penting dari pendekatan kemanusiaan yang ingin kita kuatkan bersama. Keberhasilan pembinaan tidak mungkin terwujud tanpa dukungan keluarga dan lingkungan sosial,” tegasnya.
Diakhir sambutannya, Herry menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sebagai cerminan sinergi yang ingin terus ditumbuhkan di Kota Cirebon, yaitu sinergi yang tidak hanya mengurus administrasi tetapi juga menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan, kreativitas, dan pemberdayaan.
Tampak hadir, Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Ir. H. Razilu, M.Si., Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Barat, Kusnali, S.Sos., M.H., Kepala Rutan Kelas I Cirebon, Redy Agian, A.md.Ip, S.H., M.H., Walikota Cirebon, H Effendi Edo, Kepala korwil Imipas Ciayumajakuning, para kepala UPT Imipas se-Ciayumajakuning, serta unsur Forkopimda dan instansi vertikal Kota Cirebon.
“Semoga semangat kebersamaan ini terus tumbuh menjadi gerakan yang lebih luas: gerakan untuk memanusiakan manusia, di mana pun mereka berada,” pungkas Herry Ramdan. (Cepy)
