Kunjungi Kota Cirebon, Menteri Kebudayaan RI Kagum dan Dukung Pelestarian Budaya Cirebon
Oplus_0
CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon – Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menyatakan kekagumannya dan memberikan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian budaya Cirebon, khususnya seni topeng. Hal tersebut disampaikannya usai mengunjungi Gedung Balaikota Cirebon, Jl. Siliwangi , kota Cirebon, Senin (17/11/25).
Menteri Fadli Zon sangat menyambut baik keberadaan Museum Topeng yang dikembangkan di bagian bangunan Balaikota. Museum yang semula memamerkan 130 topeng kini telah berkembang menjadi koleksi 600 topeng.
“Topeng Cirebon ini salah satu topeng yang legendaris dan mempunyai banyak cerita dari Ramayana, Mahabharata, dan cerita-cerita lokal,” kata Fadli Zon.
Menurutnya, hal tersebut sangat penting untuk memperkenalkan kembali dan mereintroduksi topeng Cirebon kepada masyarakat.
Menteri berharap hadirnya museum di Balaikota dapat menjadi pusat edukasi dan informasi tentang topeng. Ia juga menyoroti peran penting para maestro topeng yang masih aktif sebagai edukator.
Untuk menjamin keberlanjutan budaya, Fadli Zon menyarankan agar dibuat lebih banyak buku, film dokumenter, dan berbagai bentuk ekspresi budaya lain mengenai topeng, sehingga seni ini semakin hidup dan menjadi “satu ekosistem yang tumbuh berkelanjutan di Cirebon dan sekitarnya.”
Terkait informasi mengenai eks gedung kantor DPMPTSP Kota Cirebon, Menteri Fadli Zon menyarankan agar bangunan bersejarah tersebut didedikasikan menjadi Museum dan Galeri Sejarah Kota Cirebon.
“Saya sarankan itu bisa menjadi museum dan galeri dari Kota Cirebon, terutama menggambarkan sejarah Kota Cirebon dan juga berbagai macam ekspresi budayanya,” jelasnya didampingi Walikota Cirebon H Effendi Edo dan Kadisbudpar, Agus Sukmanjaya.
Ia membayangkan museum tersebut tidak hanya memamerkan seni pertunjukan seperti tari dan musik, tetapi juga menyajikan sejarah asal muasal kuliner khas Cirebon. Tujuannya agar pengunjung dapat mengetahui secara komprehensif tentang Cirebon, manusia dan budayanya, dan peradabannya sejarahnya dari masa lalu dari waktu ke waktu.
Mengingat gedung tersebut merupakan bangunan tua dari tahun 1920, sambungnya, beberapa ruangan juga disarankan dapat berfungsi sebagai ruang pamer seni kontemporer, tempat diskusi, hingga ruang untuk membaca puisi atau naskah-naskah Cirebon, guna menciptakan lebih banyak ruang publik dan budaya.
Menanggapi kemungkinan dimasukkannya budaya lokal Cirebon ke dalam kurikulum pendidikan, Fadli Zon menyatakan hal tersebut merupakan kebijakan Walikota dan Gubernur dalam bentuk muatan lokal.
Sementara itu, Kementerian Kebudayaan menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi, termasuk dengan museum yang ada di Keraton Kanoman. Kolaborasi ini diarahkan untuk mendukung tata pameran museum agar mencapai level internasional, dengan sentuhan teknologi digital untuk menarik minat masyarakat, terutama generasi muda. (Cepy)
