OJK Cirebon Dorong Perbaikan Kualitas Aset BPR, Tegaskan Pengawasan Humanis di Era Digital

0
Oplus_0

Oplus_0

Spread the love

CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menggelar Evaluasi Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan).

Acara tersebut dirangkai dengan Workshop (Lokakarya) bertema “Strategi Untuk Mendorong Perbaikan Kualitas Aset Produktif” di Aula Pangeran Cakrabuana, kantor OJK setempat, Jl Dr Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon, Kamis (12/12/25) pagi.

Kegiatan ini secara spesifik membahas Strategi Penyelesaian Kredit Bermasalah (NPL) yang menjadi fokus utama dalam perbaikan kualitas aset.

Beberapa solusi yang didiskusikan meliputi pelaksanaan Lelang Agunan dan mekanisme Gugatan (Hukum) sebagai langkah penyelesaian.

Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, dalam sambutannya menegaskan komitmen OJK untuk mengimplementasikan fungsi pembinaan, pengawasan, dan pendampingan yang lebih humanis dan tidak otoriter, sejalan dengan tantangan digitalisasi yang dihadapi sektor perbankan.

Menanggapi adanya penyusutan jumlah bank yang diawasi langsung oleh OJK Cirebon, Agus Muntholib menjelaskan bahwa jumlah bank yang tersisa saat ini adalah 18.

Ia menekankan bahwa penyusutan ini bukanlah indikasi bank hilang atau memburuk, melainkan merupakan bagian dari upaya kolektif untuk memperkuat ekosistem perbankan.

“Jumlahnya hanya tinggal 18, tetapi bukan kemudian ini hilang atau jelek. Tetapi justru upaya sama-sama untuk memperkuat,” kata Agus Muntholib.

Agus Muntholib memberikan peringatan keras kepada seluruh bank agar segera beradaptasi penuh dengan ekosistem perbankan yang serba digital.

Ia menilai bahwa bank yang enggan bertransformasi menjadi perbankan ideal akan menghadapi tantangan yang jauh lebih berat.

“Kalau industri perbankan sekarang dihadapkan dengan ekosistem perbankan yang sudah digital, kita tidak mau berusaha untuk bertransformasi menjadi perbankan yang ideal, maka sudah pasti tidak akan berbeda. Tantangan Bapak Ibu tidak semakin rendah, tetapi semakin berat,” tegasnya.

Untuk menghadapi kondisi tersebut, OJK Cirebon menyatakan kesiapan penuh dengan mengedepankan pendekatan yang Humanis dan Bisnis.

“Kami siap OJK melaksanakan fungsi pembinaan, fungsi pengawasan, fungsi pendampingan. Jadi kami tidak akan mengedepankan sikap otoriter, tetapi kita lebih Humanis dan bisnis,” jelasnya.

Salah satu wujud pendekatan ini adalah dengan rutin menyelenggarakan pertemuan bulanan bersama komunitas perbankan.

Kegiatan ini, lanjutnya, bertujuan untuk membuka ruang diskusi, mendengarkan langsung permasalahan di lapangan, dan menggali potensi bisnis.

“Kami lebih banyak ingin mendengar kira-kira apa yang terjadi. Karena apa kemudian laba tidak pernah dipupuk tetapi sudah terus meningkat misalnya, atau hal yang lain yang tidak ada potensi bisnis,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut tampak dihadiri kepala OJK Jawa Barat, Darwisman, Agus suprayitno, Ketua Perbarindo Komisariat Cirebon, jajaran pejabat kantor OJK Cirebon dan para kepala BPR se-Ciayumajakuning. (Cepy)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *