Sebut Masalah Sukalila Belum Usai, Ketua GM FKPPI Dani Jaelani Tawarkan Solusi Penataan Kota Terintegrasi

0
IMG-20251228-WA0004
Spread the love

CIREBONWARTANEWSCOM, Cirebon – Kondisi kawasan Sukalila yang kembali dipenuhi pedagang kaki lima (PKL) di atas trotoar mendapat sorotan tajam dari Ketua GM FKPPI sekaligus tokoh Payung Suci Cirebon, Dani Jaelani.

Ia menegaskan bahwa pola penanganan saat ini belum menyentuh akar permasalahan sehingga memunculkan persoalan baru di tengah kota.

“Persoalan belum selesai dan justru muncul persoalan baru. Pedagang yang kembali membuka lapak di titik-titik trotoar menunjukkan bahwa sistem yang ada perlu dievaluasi,” kata Dani, Minggu (28/12/2025).

Dani menekankan bahwa solusi untuk Sukalila tidak bisa hanya mengandalkan pengusiran fisik, melainkan harus melalui pendekatan dialogis.

Ia menyarankan pemerintah setempat untuk duduk bersama pedagang guna memahami alasan mereka kembali ke trotoar.

Meski mengedepankan dialog, Dani juga meminta pemerintah tetap tegas. “Jika melanggar, penegakan aturan harus dilakukan secara konsisten. Berikan sanksi atau tawarkan relokasi ke tempat yang lebih layak, seperti PGC (Pasar Grosir Cirebon), agar trotoar kembali pada fungsinya untuk pejalan kaki,” tambahnya.

Salah satu terobosan yang diusulkan Dani adalah penguatan kolaborasi antara Pemerintah Kota (Pemkot), pihak swasta, BUMN, dan sektor perbankan. Ia melihat potensi besar pada pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menata ulang PGC.

“Kolaborasi melalui program CSR bisa jadi solusi cerdas untuk menata PGC menjadi lebih modern dengan fasilitas memadai. PGC harus dibuat menarik dan nyaman, baik bagi pedagang maupun pengunjung, agar menjadi solusi relokasi yang permanen,” jelas Dani.

Lebih jauh, Dani Jaelani mendorong pemerintah untuk merancang sebuah master plan tata kota yang terintegrasi. Menurutnya, kota yang tertib dan nyaman hanya bisa terwujud jika setiap elemen kota saling terkoneksi.

Beberapa poin yang ia tawarkan dalam master plan tersebut meliputi: Pertama, Penataan PKL, dimana penyediaan zona khusus dengan fasilitas yang memadai.

Kedua, Lalu Lintas & Transportasi, dimana sistem yang efisien dan ramah lingkungan.

Ketiga, Penataan Trotoar, yakni mengembalikan prioritas utama bagi pejalan kaki. Keempat,  Pengelolaan Sampah, Sistem yang efektif dan efisien dari hulu ke hilir serta  Kelima, Perparkiran, Penataan parkir yang terorganisir dan terintegrasi dengan transportasi publik.

“Semua elemen ini harus terkoneksi untuk menciptakan Kota Cirebon yang tertib, aman, bersih, dan nyaman. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder adalah kunci utama,” pungkasnya. (Cepy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *