Cacar Monyet Serang Warga Kabupaten Cirebon, Dinkes Telusuri Asal Penularan
CIREBONWAETANEWS.COM, Cirebon – Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Kesehatan menyatakan bahwa pihaknya telah menemukan kasus pertama “Monkeypox” atau cacar monyet yang menimpa warganya.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah menyampaikan himbauan peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit menular Monkeypox atau cacar monyet kepada seluruh masyarakat sejak penemuan kasus pertama pada tanggal 13 Oktober 2023 di Jakarta.
“Perkembangan kasus Monkeypox atau cacar monyet di Indonesia saat ini total sebanyak 44 kasus yang tersebar di Jakarta, Banten, Kepulauan Riau dan Jawa Barat,” kata Kadinkes Kabupaten Cirebon, dr. Hj. Neneng Hasanah.
Neneng menjelaskan, Monkeypox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia.
“Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak erat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, kontak tidak langsung pada benda yang terkontaminasi, atau droplet (dan potensi penularan aerosol dalam jarak dekat pada kontak erat dalam waktu yang lama), dan termasuk kontak seksual,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, orang yang terkena cacar monyet memiliki gejala demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit.
“Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini, berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening lepuh nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok,” ungkapnya.
Selain itu, kata Neneng, ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Bahkan ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata.
Sedangkan penemuan kasus Monkeypox pertama di Kabupaten Cirebon, terdeteksi berkat kegiatan surveilans aktif rumah sakit dan komunitas (Puskesmas).
“Untuk itu, kami mengapresiasi respon cepat dari tim kesehatan kami, sehingga dapat menemukan kasus ini secara dini dan cepat merespon upaya penanggulangannya,” kata Neneng.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, saat ini pasien Monkeypox sedang dalam pemantauan medis intensif dan telah diisolasi (isolasi mandiri) untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Kami sedang telusuri asal penularan dan pemantuan terhadap kontak eratnya pasien dengan orang terdekat,” ujarnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat, untuk tetap tenang dan mengikuti informasi serta anjuran tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Pihaknya juga menyarankan, agar masyarakat bisa meningkatkan perilaku bersih dan sehat; menjaga kebersihan tangan dan etika batuk; menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi dan bisa menjadi vektor penyakit, seperti tikus dan primata; menghindari kontak dekat dengan individu yang menunjukkan gejala mirip cacar.
“Bagi yang mengalami tanda dan gejala Monkeypox atau cacar monyet, segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut, serta lakukan isolasi untuk mencegah penularan,” himbaunya. (Cepy)