Jabat Camat Kedawung, Moh Firdaos Agih Siap Kembangkan Potensi Wisata
CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon – Wilayah Aglomerasi Ciayumajakuning atau Cirebon Raya alias Wilayah III Cirebon kini sudah tidak ada lagi. Sebagai gantinya adalah Rebana Metropolitan.
Ciayumajakuning merupakan singkatan dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan.
Sedangkan Rebana Metropolitan adalah sebuah kawasan aglomerasi terbesar kedua setelah Jakarta. Di dalamnya terdapat Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Subang dan Sumedang.
Seiring dengan perkembangan kemajuan ekonomi pembangunan di wilayah aglomerasi Cirebon atau terkenal dengan istilah Ciayumajakuning kini berubah menjadi Rebana Metropolitan.
Dimana, wilayah aglomerasi terbesar kedua setelah wilayah ibukota terdapat beberapa daerah didalamnya, meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Subang dan Sumedang.
Kawasan Kedawung yang berada di perbatasan Kota Cirebon memiliki potensi yang dapat digali sehingga berdampak positif terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan Peningkatan kesejahteraan warga di wilayah setempat.
Menyikapi hal tersebut, Moh Firdaos Agih, ST. MM., Camat Kedawung bertekad akan memanfaatkan peluang juga potensi yang ada di wilayah tugasnya, sehingga bisa selaras dengan perkembangan kemajuan ekonomi di Rebana Metropolitan.
“Jalan Tuparev merupakan salah satu sentra bisnis yang ada di Kecamatan Kedawung, ini kecamatan paling modern, paling ngota walaupun di Kabupaten,” kata Firdaos usai melaksanakan kegiatan di kantor Kecamatan setempat, Kedawung, Kabupaten Cirebon, Kamis (4/1/24).
Menurutnya, kawasan jalan Tuparev merupakan daerah destinasti wisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik domestik maupun asing.
“Wisata kan tidak identik alam saja, di jalan Tuparev itu ada potensi kuliner, perhotelan, IKM, perdagangan dan jasa. Jadi banyak potensi yang bisa kita gali,” ungkapnya.
Bahkan, masih kata Firdaos, ia pun memiliki keyakinan, untuk lebih menarik wisatawan, jalan tersebut bisa dikembangkan menjadi kawasan seperti halnya Jl. Malioboro, Jogjakarta.
“Tentu saja bukan hal yang mudah, kita tidak bisa berjalan sendiri untuk mewujudkannya, perlu kolaborasi, kekompakan bersama para pengusaha dan stakeholder lainnya, salah satunya dengan adanya bantuan CSR misalnya,” tandasnya.
Menempati posisi baru sebagai kepanjangan tangan Bupati Cirebon, menurutnya, Camat memiliki tugas sebagai pelayan masyarakat, pembina, fasilitator, sebagai pengawas dan monitoring evaluasi, dirinya memiliki tanggung jawab penuh dalam memajukan wilayah yang dipimpinnya.
“Sebagai langkah awal kepemimpinan saya di Kedawung, pertama tentunya akan segera berkoordinasi dan bersinergi dengan stakeholder terkait, termasuk para Kuwu dan masyarakat,” ujar Camat Kedawung.
Dengan langkah awal tersebut, dirinya berharap, masyarakat dan stakeholder terkait dapat menerima keberadaannya. Sehingga arah pembangunan dan program kerjanya akan mudah terwujud.
“Dengan sinergitas dan kolaborasi yang baik, semoga segala program Pemerintah dapat terwujud juga masyarakat disini dapat menerima kedatangan dan mendukung segala program kerja. Terpenting, keberadaan saya disini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. (Cepy)