MPR RI dan UGJ Cirebon Sepakat Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim

0
DSC02734
Spread the love

CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon – Bertema “Urgensi Energi Mencegah Dampak perubahan Iklim”, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) mengunjungi kampus Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon, Jl. Pemuda, Kota Cirebon, Kamis (13/2/25).

Kedatangan rombongan MPR-RI yang  dipimpin  oleh Wakil Ketua MPR, Eddy Soeparno, MH., disambut langsung Rektor UGJ, Prof. Dr. Ir. H. Achmad Faqih, S.P., M.M., IPU., CIRR., Warek lV, bidang Humas Kerjasama dan Urusan Internasional, Dr. Cita Dwi Rosita, S.Pd, M.Pd., dan unsur jajaran  Rektor UGJ.

Pada kesempatan tersebut, Rektor UGJ Cirebon menyambut baik dan mengapresiasi kunjungan Wakil Ketua MPR,  karena UGJ menjadi pilihan salah satu perguruan tinggi di provinsi Jawa Barat yang menjadi agenda acara Transisi MPR Goes to Campus tersebut.

Berkaitan dengan tema yang diusung,
Rektor UGJ sepakat akan pentingnya kolaborasi diantara kedua belah pihak, terutama dalam memberikan pemahaman tentang urgensi transisi energi dalam mencegah dampak perubahan iklim.

Menurutnya, hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, MPR-RI dan kalangan akademisi.

“Perubahan iklim sudah menjadi isu global, sehingga perlu solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata Prof Achmad Faqih.

Ke depan, Prof. Faqih berharap, solusi terkait perubahan iklim dapat dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan.

“Upaya pengendalian perubahan iklim harus dilakukan melalui pengembangan energi terbarukan agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan terjamin,” jelas Rektor UGJ.

Lebih lanjut ditandaskan untuk menunjang solusi terhadap permasalahan tersebut, peran penting  akademisi sangat diperlukan dalam penelitian  yang mendukung transisi energi dan pengendalian perubahan iklim.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno menyampaikan, UGJ Cirebon menjadi tujuan agenda kegiatan MPR Goes to Campus selain perguruan tinggi pilihan di Indonesia.

Baca Juga  Raih 96.214.691 Suara, KPU Umumkan Prabowo Gibran Pemenang Pilpres

Ia pun mengaku bangga, karena kehadirannya ditengah mahasiswa UGJ mendapat sambutan luar biasa dengan antusiasme tinggi. Terlebih, para mahasiswa tampak terlibat dialog interaktif, sehingga suasana diskusi berlangsung seru dan menyenangkan. hal demikian menjadi sebuah tolak ukur kualitas mahasiswa UGJ Cirebon.

Disampaikan Eddy,  krisis iklim, lingkungan, dan pentingnya transisi energi untuk mencegah dampak perubahan iklim menjadi point penting sumber pembahasan dalam pertemuan tersebut.

“Krisis iklim adalah permasalahan global yang membutuhkan penanganan bersama.
Oleh karena itu, saya mengunjungi berbagai kampus untuk mengajak akademisi berpartisipasi dan berkontribusi dalam gagasan serta solusi penanggulangannya,” tandasnya.

Eddy menegaskan krisis iklim harus ditangani dengan manajemen krisis yang serius, bukan dengan pendekatan biasa.

Dampak iklim, baginya sangat terasa. Ia mencontohkan, suhu yang biasanya 30-31 derajat Celsius kini meningkat menjadi 34-36 derajat.

“Tidak hanya itu saja, Kualitas udara pun memburuk, dengan indeks kualitas udara mencapai 150,” sebutnya.

Fenomena tersebut, masih kata Eddy, perlu ditangani secepatnya agar lingkungan semakin baik dan tidak berdampak buruk pada kesehatan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Eddy menekankan peralihan ke energi terbarukan yang harus tetap mempertimbangkan ketahanan energi nasional.

“Artinya, kita harus mengembangkan sumber energi terbarukan tanpa serta-merta meninggalkan energi fosil, karena belum ada penggantinya yang siap sepenuhnya,” pungkas Eddy. (Cepy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *