Pertunjukan Tari Topeng Kreasi Saat Pembukaan Grebeg Cirebon Katon Diprotes Pelaku Seni Budaya

0

Oplus_131072

Spread the love

CIREBONWARTANEWS.COM, Cirebon – Dibalik meriahnya pesta pembukaan Grebeg Cirebon Katon Tahun 2024 dalam rangka memperingati Hari Kabupaten Cirebon di lapangan Watubelah, Sumber, Kabupaten Cirebon Senin (14/5) lalu menyisakan catatan bagi Nana, Pelaku Seni budaya Cirebon.

Hal tersebut berawal dari penampilan tari topeng kreasi yang mengisi acara pembukaan. Menurutnya,  Tari Topeng Kreasi yang dipertunjukkan tidaklah layak dan tidak sesuai dengan nilai filosofis budaya Cirebon.

“Berkreasi adalah bagaimana membuat tampilan seni lebih baik dan menarik dari seni yang sudah ada karena didalamnya ada kreatifitas dan didukung pula dengan adanya anggaran daerah,” kata Nana yang juga pimpinan sanggar Seni Manunggaling Dharmasastra.

Dijelaskannya, Tari Topeng Cirebon adalah kesenian tradisional yang merupakan kesenian adiluhung dan sebagai identitas Kabupaten Cirebon sehingga sangat diperlukan perhatian yang serius untuk pelestarian sesuai amanat dalam UU No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan serta didukung Juga dalam isi Perbup Kabupaten Cirebon No.18 Tahun 2022.

Upaya pelestarian seni tradisional tersebut, masih kata Nana, sangatlah diperlukan guna memelihara dan menjaga kesenian tradisional dari pengaruh kemodernan Zaman sehingga generasi penerus kita tetap mengenal budaya sendiri yang merupakan identitas dan jati diri suatu daerah.

“Oleh karena itu, kami sebagai pelaku seni tradisi Cirebon mengkritik kegiatan tersebut dan menyatakan tidak setuju tari topeng dibegitukan, karena pertunjukan topeng kreasi tersebut tidak jelas, merusak citra seni tradisi dan bukan merupakan kesenian yang mempunyai nilai tontonan dan tuntunan,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan, Pertunjukan tersebut tidak lebih dari upaya penghilangan identitas dan jati diri seni tradisi yakni Tari Topeng Cirebon sebagai trade mark dan ikon Kabupaten Cirebon serta visi misi Kabupaten Cirebon 2019-2024.

Baca Juga  Tinjau Wartelsus Pas Rutan Cirebon, Kakanwil Kemenkumham Jabar Sekaligus Lakukan Monev

“Mengingat ada pepatah yang mengatakan, “Bangsa yang besar dan beradab adalah bangsa yang menghargai budaya bangsanya sendiri. Tarian tersebut tak sesuai jati diri, identitas budaya wong Cirebon seolah diurak-urak dan akhirnya mengikis dari nilai-nilai kebudayaan,” tandasnya.

Dengan penampilan yang dianggap tak sesuai estetika tersebut, ia pun khawatir kedepannya akan diikuti dan keluar dari nilai estetika. Terlebih, tarian tersebut dipertontonkan didepan sebuah acara besar.

“Maka dari itu saya ajukan surat protes yang dilayangkan kepada pihak terkait, termasuk DPRD, Bupati dan jajarannya,” pungkasnya. (Cepy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *